BAB
I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan
dibahas, 1) Konteks Penelitian, 2) Fokus Penelitian dan Masalah Penelitian, 3)
Tujuan Penelitian, 4) Hipotesis Tindakan, 5) Manfaat Penelitian, 6) Asumsi
Dasar, 7) Ruang Lingkup Penelitian, dan 8) Definisi Operasional.
1.1
Konteks Penelitian
|
Matematika
merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang sekolah. Dalam
kurikulum sekolah, tercantum salah satu
tujuan pengajaran matematika yaitu siswa
dapat memahami konsep matematika dan menggunakan pelajaran matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam proses
pembelajaran matematika harus ditekankan pada proses penguasaan konsep-konsep
dasar, karena konstruksi pengetahuan berhubungan erat dengan pengetahuan awal.
Menurut Hudojo (2005:73) penyajian konsep
atau ide matematika yang baru harus didasarkan pada pengalaman yang terdahulu
karena siswa akan mengingat konsep-konsep baru lebih baik bila konsep baru itu
tidak bertentangan dengan konsep yang telah dikenal sebelumnya. Dengan demikian
pemahaman yang salah terhadap suatu konsep akan berakibat pada kesulitan untuk
memahami konsep-konsep berikutnya. Oleh sebab itu diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang sesuai. Selain itu agar siswa tertarik dan berminat
mempelajari matematika, pembelajaran sedapat mungkin menyenangkan (tidak
tegang), siswa dapat melihat makna matematika dalam kehidupan, menghargai
perbedaan individual, menghargai pendapat siswa atau melatih kematangan sosial
(Marpaung, 2005:1).
Jenis
penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research-CAR). Secara Umum salah satu tujuan dari penelitian
tindakan kalas yaitu untuk
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suhardjono, 2008:58)
Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Laboratorium UM Malang dan memilih kelas X4
sebagai subjek penelitian, hal ini dikarenakan rata-rata prestasi kelas X4
tidak menonjol dibandingkan dengan kelas lainnya. Menurut hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses
pembelajaran yaitu siswa kelas X4 lebih pasif
dibandingkan dengan kelas X lainnya hal ini terlihat dari siswa kurang aktif
dalam diskusi kelas, bila diberikan pertanyaan siswa lebih suka menjawab
bersama-sama atau pertanyaan sering tidak dijawab, respon siswa terhadap
jawaban siswa lainnya masih kurang, serta pemahaman terhadap pelajaran masih
rendah.
Selain masalah
subjek penelitian atau kelas yang akan digunakan peneliti juga menentukan
materi dan kapan waktu penelitiannya sesuai dengan kurikulum yang ada dan
kesepakatan antara guru bidang studi bersama dengan peneliti. Adapun hasil
kesepekatannya yaitu penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2008
pada materi logika matematika.
Logika
matematika merupakan satuan materi
pelajaran matematika yang diajarkan di sekolah menengah. Tujuan pembelajaran
logika matematika merujuk pada salah satu tujuan pembelajaran matematika
(Masykur & Fathani, 2007:52) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika. Pada umumnya pemahaman siswa pada materi logika
matematika masih kurang, hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada materi
logika matematika kurang memuaskan. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam
pembelajaran logika matematika, hal ini dikarenakan dalam mempelajari logika
matematika membutuhkan ilmu bernalar yang sudah cukup tinggi, selain itu guru
sering mengajarkan dengan pembuktian langsung tanpa dikaitkan
pengalaman-pengalaman yang dialami siswa ataupun tanpa menggunakan pengetahuan
siswa. Cara deduktif yang langsung diketengahkan kepada siswa seringkali
menjadi bahan tersebut menjadi tidak bermakana bagi siswa. Hal ini sejalan
dengan pendapat Hudojo (2005:111) yaitu agar pembelajaran matematika bermakna
sebelum cara deduktif disajikan kepada siswa, langkah pertama yang akan
dilakukan adalah cara induktif yaitu melalui pengalaman dengan memanipulasi
benda-benda konkret, peristiwa-peristiwa yang dialami ataupun menggunakan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Dari paparan
di atas peneliti mencoba memberikan alternatif metode pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam mengkonstruk pemahamannya tentang
suatu konsep dalam matematika. Selain itu siswa juga dilatih keterampilan sosial sehingga diharapkan siswa
akan lebih mudah menguasai materi, melatih kematangan sosial serta menjadikan
belajar menjadi menarik dan menyenangkan yaitu metode pembelajaran kooperatif .
Pembelajaran
kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar (Nurhadi, 2004:112). Dalam pembelajaran kooperatif
untuk menciptakan pembelajaran yang saling asah, asih, dan asuh maka dalam
kelompok kecil tersebut diusahakan kondisi rata-rata anggota kelompok
heterogen. Disini Peneliti membagi kelompok-kelompok berdasar pada keheterogenan kemampuan akademik siswa.
Pembelajaran
kooperatif menurut Abdurrahman & Bintoro (dalam Nurhadi dkk, 2004:64-67)
mempunyai beberapa model antara lain, model STAD (Student Teams Achievement
Divisions), model Jigsaw, model GI (Group Investigation), dan
model struktural. Model struktural sendiri dibagi menjadi dua yaitu think-pair-share
dan numbered head together. Beberapa penelitian mengenai pembelajaran
kooperatif struktural model numbered head together berpengaruh positif
terhadap prestasi belajar siswa maupun keaktifan siswa salah satunya adalah
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mansyur (2006) menujukkan bahwa pembelajaran kooperatif
model numbered head together memberikan hasil yang lebih tinggi pada
siswa kelas eksperimen dari pada hasil belajar pada kelas kontrol yang diajar dengan
metode konvensional.
Berdasarkan
kajian di atas peneliti ingin menerapkan metode pembelajaran kooperatif model
numbered head together dengan
memperhatikan keanekaragaman kemampuan akademik siswa. Di sini
diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran numbered head together
akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena menambah keaktifan siswa,
melatih kematangan sosial, serta secara bersama-sama dapat meningkatkan
pemahaman materi siswa dengan menciptakan kondisi belajar yang lebih nyaman dan
menyenangkan.
Dari hasil
paparan di atas penulis mengambil judul ” Penerapan Metode Pembelajaran
Kooperatif Model Numbered Head Together untuk Meningkatkan
Pemahaman Materi Logika Matematika Siswa Kelas X4 SMA Laboratorium UM
Malang Tahun Pelajaran 2007/2008”.
Anda
berminat dengan contoh skripsi ini silahkan hubungi kami di 085755969755 dengan biaya Rp. 50.000,- dengan pengiriman lewat email. Biaya
ini dipergunakan kelangsungan blog kioslomba.blogspot.com. Sekian..........
*Himbauan jangan meng-copy paste, plagiat atau
bentuk serupa lainnya contoh skripsi ini, karena contoh skripsi ini hanya
digunakan sebagai referensi saja.
0 komentar:
Posting Komentar