ABSTRAK
Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru matematika diperoleh informasi bahwa siswa kelas XI IPS-1
MAN Malang 1 mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama dalam
pemecahan masalah. Hal ini diakibatkan karena metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru matematika belum mengarah kepada proses berpikir kreatif
dalam mengidentifikasi masalah, metode yang dipakai guru dalam mengajar yaitu
metode pembelajaran konvensional dengan sistem ceramah. Dengan didominasinya
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas menjadi pasif dan tidak bermakna. Adanya serangkaian permasalahan
tersebut menyebabkan proses kegiatan belajar mengajar tidak sesuai dengan yang
diharapkan yakni siswa mampu berpikir kreatif. Berdasarkan hal itu maka
peneliti menganggap penting untuk menerapkan metode pembelajaran problem posing
dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa, karena kemampuan berpikir kreatif sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari terutama dalam penyelesaian masalah. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan metode pembelajaran problem posing dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada
pokok bahasan limit fungsi aljabar terhadap siswa kelas XI IPS-1 MAN Malang 1
tahun pelajaran 2007/2008.
Adapun subyek
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS-1 MAN Malang 1 tahun
pelajaran 2007/2008, yang berjumlah 35 siswa. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas partisipan yang
dilaksanakan dengan menggunakan prosedur kerja siklus, setiap siklus terdiri
dari empat tahap, yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah: (1) tes, yaitu digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa setiap akhir siklus; (2) wawancara, yaitu dilakukan pada siswa
kelas XI IPS-1 yang digunakan untuk mengetahui pemahaman terhadap materi limit fungsi aljabar
dan kesulitan siswa dalam pembuatan soal yang akan berpengaruh pada kemampuan berpikir kreatif; (3) observasi, yaitu untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran problem posing; dan (4)
catatan lapangan, yaitu untuk mengamati aktivitas siswa dan guru serta kondisi
kelas selama pembelajaran berlangsung yang tidak terdapat di lembar observasi.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan tiga tahap, yaitu: reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi data. Sedangkan data
kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk
persentase. Untuk mengecek keabsahan data digunakan tiga teknik yakni 1)
ketekunan pengamatan yaitu dilakukan dengan cara mendatangi lokasi penelitian
secara kontinu selama periode pengumpulan data; 2) triangulasi sumber yaitu
dengan cara (a) membandingkan
antara hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (b) membandingkan hasil tes
siklus dengan hasil wawancara, dan (c) membandingkan hasil tes siklus dengan
hasil pengamatan; dan 3) mengadakan diskusi teman sejawat yaitu dengan cara
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
dengan rekan-rekan sejawat.
Berdasarkan penelitian
yang telah dilaksanakan ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) kemampuan
berpikir kreatif siswa pada siklus I masih tergolong “cukup kreatif” yaitu
dengan rata-rata 67,29 namun pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan
nilai rata-rata 81,71 yang tergolong “sangat kreatif”; (2) ketuntasan belajar
siswa pada siklus I masih mencapai 60% dengan siswa yang tuntas belajar
sebanyak 21 orang dan yang tidak tuntas belajar sebanyak 14 orang, sedangkan
pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 31,43% yaitu mencapai 91,43%
dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 32 orang dan siswa yang tidak tuntas
belajar sebanyak 3 orang; (3) aktivitas siswa pada siklus I masih mencapai 68,42%
tergolong kriteria “cukup baik” dan pada siklus II mengalami peningkatan
sebesar 22,1% yaitu sudah mencapai 90,52% tergolong kriteria “sangat baik” hal
ini ditunjukkan dengan keberanian siswa untuk bertanya atau memberi tanggapan
dalam presentasi; dan (4) pengelolaan pembelajaran problem posing pada
siklus I masih mencapai 74% tergolong kriteria “baik” dan lebih disempurnakan
lagi pada siklus II hingga mencapai 95% tergolong kriteria “sangat baik”, hal
ini ditunjukkan dengan terlaksananya semua indikator pembelajaran problem
posing dengan sangat baik.
Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran problem posing dalam
pembelajaran matematika merupakan salah satu bentuk inovasi dalam memperbaiki
kualitas proses pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif. Jadi dalam penelitian ini, penerapan metode
pembelajaran problem posing dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPS-1 MAN Malang 1 tahun
pelajaran 2007/2008.
Anda
berminat dengan contoh skripsi ini silahkan hubungi kami di 085755969755 dengan biaya Rp. 50.000,- dengan pengiriman lewat email. Biaya
ini dipergunakan kelangsungan blog kioslomba.blogspot.com. Sekian..........
*Himbauan jangan meng-copy paste, plagiat atau
bentuk serupa lainnya contoh skripsi ini, karena contoh skripsi ini hanya
digunakan sebagai referensi saja.
0 komentar:
Posting Komentar