Senin, 10 Maret 2014

contoh skripsi pendidikan matematika 45 "TINGKAT PENGUASAAN OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN MURID KELAS VI SDN .....LAROMPONG"



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi (Akib, 2001:143). Menurut Soedjadi (Akib, 2001: 143) dewasa ini matematika sering dipandang sebagai bahasa ilmu, alat komunikasi antara ilmu dan ilmuwan serta merupakan alat analisis. Dengan demikian matematika menempatkan diri sebagai sarana strategis dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual.
Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting sebab jenjang ini merupakan pondasi yang sangat menentukan dalam membentuk sikap, kecerdasan, dan kepribadian anak. Karena itu Mendikbud Wardiman Djojonegoro dalam sambutannya pada konferensi Matematika Asia Tenggara IV, mengemukakan bahwa pelajaran matematika yang diberikan terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dimaksudkan agar pada akhir setiap tahap pendidikan, peserta didik memiliki kemampuan tertentu bagi kehidupan selanjutnya. Namun kenyataan menunjukkan banyaknya keluhan dari murid tentang pelajaran matematika yang sulit, tidak menarik, dan membosankan. Keluhan ini secara langsung maupun tidak langsung akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada setiap jenjang pendidikan.
Meskipun upaya untuk mengatasi hasil belajar matematika yang rendah telah dilakukan oleh pemerintah. Seperti penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku paket, peningkatan pengetahuan guru-guru melalui penataran, serta melakukan berbagai penelitian terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar matematika. Namun kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar matematika masih jauh dari yang diharapkan.
Pernyataan di atas didukung oleh kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika murid SDN 227 Larompong masih rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Hal ini antara lain dapat dilihat pada data perolehan nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) murid SDN 227 Larompong Tahun Pelajaran 2001/2002 seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
TABEL 1. Perolehan NEM/Nilai UAS Murid SD 227 Larompong dari Tahun Pelajaran 1997/1998 sampai dengan Tahun Pelajaran 2001/2002
No
Tahun Pelajaran
Rata-rata NEM
Rata-rata
PPKN
B. Indonesia
Matematika
IPA
IPS
1.
1997/1998
7,02
6,80
6,00
6,21
6,32
6,47
2.
1998/1999
7,19
6,92
6,57
6,97
6,82
6,89
3.
1999/2000
7,58
7,01
6,69
6,95
6,80
7,00
4.
2000/2001
7,40
6,87
6,42
6,70
6,61
6,80
5.
2001/2002
7,57
7,05
6,72
6,96
6,86
7,03
(Sumber: Rekap NEM SDN 227 Larompong)
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa prestasi belajar matematika yang dicapai murid SDN 227 Larompong selalu paling rendah di antara lima bidang studi yang diebtanaskan. Selain itu penguasaan bahan ajar matematika oleh murid belum sesuai yang diharapkan. Sedangkan Usman Mulbar (Alwi, 2001:2) mengatakan bahwa pengajaran matematika sulit diikuti oleh murid. Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran matematika sekolah hingga dewasa ini umumnya kurang berhasil.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika murid SD 227 Larompong, baik yang berasal dalam dalam diri murid itu sendiri maupun yang berasal dari luar diri murid. Faktor dari dalam diri murid misalnya, motivasi belajar, minat belajar, sikap terhadap matematika, serta kemampuan berfikir konvergen dan divergen. Sedangkan faktor yang berasal dari luar misalnya kemampuan guru dalam mengelola proses belajar, sarana belajar, dan lingkungan pendukung.
Berdasarkan kenyataan di atas, kiranya perlu diamati permasalahan mengenai kesulitan murid terhadap materi matematika, khususnya materi matematika sekolah dasar. Sesuai dengan materi yang tercantum dalam kurikulum matematika SD, maka konsep dasar berhitung yang perlu dikuasai murid antara lain: penguasaan operasi bilangan bulat dan operasi pecahan.
Dalam kurikulum SD Tahun 1994 murid SD sudah mulai diperkenalkan dengan operasi pecahan pada Kelas III. Operasi pecahan biasa diajarkan di Kelas III Cawu 1, 2, 3, di Kelas IV Cawu 1, 2, 3, di Kelas V Cawu 2, dan di Kelas VI Cawu 1 dan 3. sedangkan pecahan desimal mulai diajarkan di Kelas IV Cawu 1, Kelas V Cawu 3 dan diperluas pada Kelas VI Cawu 2 dan 3. namun siswa dalam mempelajari operasi hitung bilangan pecahan murid masih nampak mengalami kesulitan. Misalnya pada pelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Dengan demikian murid akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan lain yang dikaitkan dengan topik tersebut. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dianggap perlu untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dan penguasaan operasi hitung bilangan pecahan murid Kelas VI SDN 227 Larompong.




Anda berminat dengan contoh skripsi ini
silahkan hubungi kami di 
085755969755  atau
085755806767
Biaya pesan Rp. 50.000/contoh skripsi, dengan pengiriman lewat email.
Biaya ini dipergunakan kelangsungan blog ini. Sekian..........
*peringatan : contoh skripsi yang anda pesan hanya digunakan sebagai referensi dalam menyusun skripsi anda saja (dilarang plagiat, copy-paste dan hal serupa lainnya)
Jika anda merasa bingung dalam penyusunan/pembuatan skripsi, anda bisa meminta bantuan pendampingan kami dalam menyusun skripsi (pendampingan sampai anda ujian skripsi),  dengan ketentuan berikut:
Pendidikan
Lama Penyusunan
Biaya
Fisika
Kimia
Matematika
Biologi
PKN
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Ekonomi
Olahraga
Geografi
PGSD
PGMI
PAI
BK
Pend. IPS
Pend. IPA
Pend. TIK
Menejemen, Ekonomi
Sastra Indonesia, Akuntansi
Hukum ,
1 bulan
750 rb

0 komentar:

Posting Komentar